SukaSukaWakita

Yang sangat berkesan adalah pada saat prosesi pemakaman Mbah Surip, diawali dengan upacara pernikahan puteri ketiganya. Kedua mempelai yang langsung datang ke tempat persemayaman Mbah Surip dari Mojokerto, Jawa Timur, melakukan ijab kabul di depan jenazah seniman yang dikenal rendah hati tersebut. Di tengah popularitas yang baru saja diraihnya, seniman nyentrik asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut menghadap Sang Khalik. Kepergian pelantun tembang Tak Gendong yang begitu mendadak itu menyisakan duka yang sangat mendalam bagi kerabat, teman dekat maupun para penggemarnya. Kini, tiada lagi penampilan unik dengan rambut rasta ala penyanyi reggae dan tawanya yang khas dan lepas, yang menjadi ciri dari Mbah Surip.

Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian bahkan lelaki yang memiliki gelar Drs, Insinyur dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California. Karena ingin mengadu nasibnya, akhirnya Mbah Surip hijrah ke Jakarta. Ia kemudian bergabung dengan komunitas seniman, sebut saja Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Karena terlalu lama merantau, akhirnya sang istri meminta cerai. Dan Minuk pun menikah lagi. Sedang Mbah Surip memilih tetap menjadi duda.
Kesempatan pun datang kepada seniman yang pernah menerima penghargaan dari MURI untuk aksi menyanyi terlama ini. Ia mendapat kesempatan masuk ke studio rekaman. Dalam perjalanan bermusiknya, ia telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Beberapa albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).

Tak Gendong sendiri ia ciptakan pada 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip lagu ini memiliki makna filosofi tersendiri, yakni belajar salah.
Pada hari Selasa, 4 Agustus 2009, Mbah Surip meninggal. Menurut kabar yang beredar, Mbah Surip yang kerap mengatakan 'I Love You Full' ini menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 10.30 wib, setelah sebelumnya sempat dilarikan ke RS Pusdikkes, Jakarta Timur. Mbah Surip meninggal dengan status duda yang telah disandangnya selama 26 tahun dan meninggalkan empat anak dan empat cucu. Jenazahnya akhirnya dimakamkan di di kawasan Bengkel Teater W.S Rendra , Depok, Jawa Barat untuk beristirahat selama-lamanya.

Dulu pas gw masih sering males-malesan(emang pemalas sich sebenarnya), gw sering liat acara sulap yang ada di RCTI, The Master. tapi seiringnya waktu koq lama-lama bosen juga liat sulap ....
Tapi suatu hari dimana kegiatan bermalas-malasan gw memuncak, secara sengaja gw liat sulap sufi yang ada di TPI. Sulap sufi ?!.....Dari judulnya aja udah bikin gw nelen ludah.
Di acara ini yang bermain sulap bukan orang biasa melainkan yang bermain sulap seorang ustadz!?!. Pertama liat kita sudah disuguhin dengan dua orang suami istri yang bertengkar lantaran si suami ketahuan bawa selingkuhan di mobil, lalu si suami mengambil botol untuk di pake senjata kalau-kalau si istri nampar, tetapi secara kebetulan si ustadz keluar melerai pertengkaran dan mengambil botol itu lalu memasukkan botol kedalam kantong kertas dan ajaibnya botol tersebut hilang, setelah itu si ustadz mulai ceramah dan ngluarin dalil-dalil Qur'an bahwasanya sepasang suami istri tidak boleh saling bertengkar.
Apa memang kurang kerjaan banget ya tuh ustadz sampe ngebela-belain belajar sulap cuma buat bisa narik perhatian orang biar mau ngedenger ceramah tu ustadz............

Sebenarnya saya tidak boleh mempublikasikan hal yang sebenarnya bisa membuat semua pembaca tertawa. Tetapi dikarenakan desakan para tetangga dan ibu-ibu PKK, saya memberanikan diri untuk mencritrakan pengalaman pribadi saya dengan seorang pria bernama Pak Eko (kalau saya memanggil nama beliau memang seperti itu ).
Beliau adalah seorang pemilik toko komputer yang tokonya dulu pernah saya buat magang, dan seringkali beliau memberikan saran-saran yang sebenarnya (ngaco) bisa untuk dijadikan pegangan. Tetapi saya memilih untuk tidak mengikuti semua saran yang diberikan oleh beliau.
Jadi begini, saya pernah mampir ke Edocom (nama CV yang dikelola oleh pak Eko) dan di sana kebetulan sepi, semua karyawan sedang keluar. Setelah ber-basa-basi, pak Eko mulai bertanya,
"Ki...kamu kalo dah lulus mau nerusin kemana?"
"Saya pengen ke Solo pak.""Mau cari apa di Solo?."
"Ya kalo bisa kuliah tapi saya pengennys bisa cepet dapet kerjaan pak."
"Mo kerja apa?"
"Ya paling....kalo bisa sih....saya pengen bikin usaha Warnet...."
"(sambil senyum-senyum)Kamu kalo bikin usaha warnet paling lama juga setahun."
"Lho?! Kog bisa begitu?"
"Lihat saja semua warnet di sini itu paling lama bertahan setahun. Kalo kamu ngarep bisa balik modal pasti gak bisa. Lha wong dalam jangka setahun itu saja paling semua komputer kamu sudah bobrok...."jawab pak Eko dengan entengnya.....
"Lha saya harus kerja apa pak?"
"Bentar....bentar.....saya cariin(sambil buka-buka situs di internet, soalnya waktu itu beliau sedang maen internet)."
Dan saya menunggu jawaban dari seorang manajer CV yang sangat jelas dan pasti BONAFIT.....
"Oh ini......saya dapet......"
"(Dengan ekspresi yang sangat bersemangat) kerja apa pak?!"
"(note: baca dengan gerakan slow motion)Ke........rja........ja........di.......pe....nye....dot.....wc....a.....ja...."